Tuesday, December 9, 2014

MIE Ayam
Makanan Ini cocok dimakan Ketika musim apapun dan juga bisa menganjal parut yang lapar . Mie ayam Ini harganya juga terjangkau pas dikantong para mahasiswa yang uang sakunya sedikit.

Sunday, December 7, 2014



IFFAH, MUSAWAH, UKHUWAH
(PENGERTIAN, DASAR, DAN FUNGSI)

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Materi dan Pembelajaran Akidah Akhlaq Mts dan MA
Dosen pengampu: Drs. H. Ah. Choiron, M, Ag.





Disusun Oleh :

Rhomlatul Nihayah                 : 111107
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI
JURUSAN TARBIYAH / PAI
 2014






A.      Pendahuluan
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal. Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang tua dan keluaga, akhlak terhadap orang lain atau masyarakat, dan akhlak terhadap alam.
 Akhlak kepada Allah menauhidkan diantaranya beribadah, bersyukur, taqwa, berdoa, berdzikir, tawakal, mahabbah (cinta). Akhlak kepada diri sendiri  diantaranya kreatif dan dinamis, sabar, tawadu, benar,  iffah, amanah/jujur. Akhlak kepada ibu, bapak dan keluarga diantaranya berbakti kepada kedua orang tua, mendoakan orang tua,  adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga, memelihara keturunan. Akhlak terhadap orang/masyarakat diantaranya membangun sikap ukhuwah atau persaudaraan,  melakukan silaturrohim, ta’awun ialah saling tolong menolong dalam hal kebajikan,  bersikap adil, bersikap pemaaf dan penyayang,  bersikap dermawan, manahan marah dan berkata yang baik (lemah lembut), musawah , tasamuh, bermusyawarah, menjalin perdamaian. Akhlak kepada alam diantaranya memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam, memanfaatkan alam
Pada makalah kali ini kami akan membahas mengenai iffah, musawah, serta ukhuwah dalam makalah kami yang berjudul “Iffah, Musawah, Ukhuwah (Pengertian, Dasar, dan Fungsi)”.
B.       Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, maka kami membuat permasalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana esensi dari iffah, musawwah, dan ukhuwah?
2.    Bagaimana dasar dari iffah, musawwah, dan ukhuwah ?
3.    Bagaimana fungsi iffah, musawwah, dan ukhuwah dalam aqidah seseorang ?
C.      Pembahasan
1.         Esensi Iffah, Musawwah, Dan Ukhuwah
v Esensi iffah
Secara bahasa, iffah adalah menjauhkan (menahan) dari yang tidak halal. Juga berarti kesucian tubuh. Iffah secara istilah adalah memelihara kehormatan diri  dari segala hal yang akan merendahkan diri, merusak dan menjauhkannya.[1] Atau dengan kata lain menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dengan demikian, seorang yang afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.
Iffah adalah akhlak yang mulia, perbuatan yang baik, apabila seseorang menghiasi dirinya dengan iffah maka Allah akan mencintainya dan ia akan dicintai oleh semua manusia. Keutamaan iffah, menjaga manusia dari perbuatan dosa yang dilakukan tangannya, lisannya atau dengan segala sesuatu yang tidak halal baginya, dan mungkin bisa mencegahnya dari perilaku maksiat.
Di dalam kamus Al- Munjid kata iffah berasal dari kata
العفة - عفا معنها طهارة الجسد, ترك الشهوات الدنيوية
Iffah maknanya membersihkan jiwa, meninggalkan nafsu keduniawian.
Secara terminologi iffah adalah diperolehnya kesadaran jiwa yang mampu mengendalikan diri dari syahwat dan hawa nafsu.
v Esensi Musawwah
Musawwah secara bahasa artinya persamaan. Menurut Istilah, persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Allah. Persamaan(Al-musawah), yaitu pandangan bahwa semua manusia sama harkat dan martabatnya. Tanpa memandang jenis kelamin, ras ataupun suku bangsa. Tinggi rendah manusia hanya berdasarkan ketakwaanya yang penilaian dan kadarnya hanya Tuhan yang tahu. Prinsip ini dipaparkan dalam kitab suci sebagai kelanjutan prinsip persaudaraan  dikalangan kaum beriman. Jadi persaudaraan berdasarkan iman (ukhuwah islamiah) diteruskan dengan persaudaraan berdasarkan kemausiaan ( ukhuwah insaniah ).[2]
v Esensi Ukhuwah
Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai persaudaraan, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.
Boleh jadi, perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak-pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya ukhuwah diartikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari segi ibu, bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan. Secara majasi kata ukhuwah (persaudaraan) mencakup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi, dan perasaan. Sehingga dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa ukhuwah adalah persaudaraan seagama Islam, dan persaudaraan yang jalinannya bukan karena Agama.[3]
Menurut KH Achmad Sidiq, ada empat macam ukhuwah dalam kehidupan manusia, yaitu ukhuwwah basyariyyah, insaniyyah, wataniyyah, islamiyyah.
ü Ukhuwwah Basyariyyah adalah persaudaraan yang lahir dari kodrat kehidupan manusia, terutama dalam dimensi kehidupan kebutuhan.
ü Ukhuwwah insaniyyah adalah persaudaraan yang terbawa oleh kodrat manusia sebagai makhluk berfikir, yang jadi basis berkembangnya kemampuan penciptaan dan kreatifitas.
ü Ukhuwah Wataniyyah adalah persaudaraan kebangsaan yang lahir melalui proses sejarah yang panjang dan kemudian membentuk suatu identitas bangsa yang mengikat satu sama lain dalam suatu wadah kehidupan bernegara dan berbangsa.
ü Ukhuwah Islamiyyah adalah persaudaraan yang lahir karena keyakinan islam yang dipeluk oleh sekelompok orang atau masyarakat, dengan Islam diletakkan sebagai pedoman bagi kehidupannya.[4]
2.         Dasar Dari Iffah, Musawwah, Dan Ukhuwah
I.     Dasar Iffah
Secara bahasa 'iffah adalah menahan dan menjaga. Adapun secara istilah; menahan diri dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dengan demikian seorang yang 'afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya menginginkannya. Misalkan saja menahan diri dari hawa nafsu untuk minta-minta kepada orang lain (tidak mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan). Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 273
Ïä!#ts)àÿù=Ï9 šúïÏ%©!$# (#rãÅÁômé& Îû È@Î6y «!$# Ÿw šcqãèÏÜtGó¡tƒ $\/ö|Ê Îû ÄßöF{$# ÞOßgç7|¡øts ã@Ïd$yfø9$# uä!$uÏZøîr& šÆÏB É#ÿyè­G9$# Nßgèù̍÷ès? öNßg»yJŠÅ¡Î/ Ÿw šcqè=t«ó¡tƒ šZ$¨Y9$# $]ù$ysø9Î) 3 $tBur (#qà)ÏÿZè? ô`ÏB 9Žöyz  cÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ íOŠÎ=tæ ÇËÐÌÈ  [5]
273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
Dalam tafsir Al-Misbah di jelaskan sedikit mengenai iffah (menjaga diri) dari hal meminta (secara mendesak), meskipun mereka golongan fakir. Mereka adalah orang-orang terhormat, bersih walau miskin, rapi walau sederhana, taat beragama, sangat menghargai diri mereka, dan juga terlihat khusuk, sederhana bahkan bisa jadi wajahnya pucat pasi, tetapi ketaqwaan menjadikan mereka penuh wibawa dan kehormatan.[6]





II.  Dasar Musawwah
Dalil tentang Musawwah dalam QS. 49/Al-Hujurat 13
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  [7]
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dalam ayat ini menegaskan kesatuan asal usul manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat kemanusiaan manusia baik laki-laki maupun perempuan. Intinya baik laki-laki maupun perempuan adalah sama tidak ada perbedaan satu dengan yang lain.[8]
III.         Dasar Ukhuwah
Pada poin esensi diatas telah dijelaskan mengenai ukhuwah. Ukhuwah yang secara jelas dinyatakan dalam Al-Qur’an adalah persaudaraan seagama dan persaudaraan yang jalinannya bukan karena Agama. Ini tercermin dengan jelas dari pengamatan bentuk jamak dari kata tersebut dalam Al-Qur’an, yang menunjukkan dua arti kata akh, yaitu:
Pertama, Ikhwan, yang biasanya digunakan untuk persaudaraan tidak sekandung. Kata ini ditemukan sebanyak 22 kali sebagia disertakan dengan kata ad-din (agama) seperti dalam surat At-Taubah ayat 11 :
bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# öNä3çRºuq÷zÎ*sù Îû Ç`ƒÏe$!$# 3 ã@Å_ÁxÿçRur ÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9 tbqßJn=ôètƒ ÇÊÊÈ [9]
11. jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.
Sedangkan sebagian lain tidak dirangkaikan dengan kata ad-din (agama) seperti :
bÎ)ur öNèdqäÜÏ9$sƒéB öNä3çRºuq÷zÎ*sù 4 ÇËËÉÈ [10]
220. jika kamu bergaul dengan mereka(anak-anak yatim), maka mereka adalah saudaramu
Teks ayat tersebut secara tegas dan nyata menunjukkan bahwa Al-Qur’an memperkenalkan persaudaraan seagama dan persaudaraan tidak seagama. [11]
Bentuk jamak kedua yang digunakan oleh Al-Qur’an adalah ikhwat, terdapat sebanyak tujuh kali digunakan untuk makna persaudaraan seketurunan, kecuali satu ayat yaitu dalam QS.49/Al-Hujurat: 10 
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ [12]
10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Hal ini agaknya untuk mengisyaratkan bahwa persaudaraan yang terjalin antara sesama muslim, adalah persaudaraan yang dasarnya berganda. Sekali atas dasar persamaan iman, dan kedua kali adalah persaudaraan seketurunan, walaupun yang kedua ini bukan dalam pengertan yang hakiki. Dengan demikian tidak ada alasan untuk memutuskan hubungan persaudaraan itu. Ini lebih-lebih lagi jika masih direkat oleh persaudaraan sebangsa, secita-cita, sebahasa, senasib, dan sepenanggungan.[13] Oleh karena itu merupakan kewajiban ganda pula bagi umat beriman agar selalu menjalin hubungan persaudaraan yang harmonis diantara mereka.
3.         Fungi Iffah, Musawwah, Ukhuwwah
                            I.          Fungsi iffah
Iffah memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut :
1.   Menjauhkan dari hal-hal yang dapat mengundang fitnah
2.   Akan terjaga dari berbagai kehinaan dan kerendahan dan akan terjaga dari berbagai maksiat[14]
                         II.          Fungsi musawwah
Fungsi Musawwah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai petunjuk tata krama pergaulan dengan sesama manusia.
2.    Sebagai pengantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaanya sama disisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain.
                      III.          Fungsi ukhuwah
Fungsi ukhuwah diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Persaudaraan yang tulus akan melahirkan rasa kasih sayang yang mendalam pada jiwa setiap muslim
2.    Mendatangkan dampak positif, seperti saling menolong, mengutamakan orang lain, ramah, dan mudah untuk saling memaafkan.
3.    Akan terhindari hal-hal yang merugikan dengan menjauhi setiap hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi orang lain, baik yang berkaitan dengan jiwa, harta, kehormatan, atau hal-hal yang merusak harkat dan martabat mereka.
4.    Ukhuwah akan melahirkan akhlak yang mulia, di antaranya sikap ramah, cinta kasih, peduli terhadap kebutuhan saudaranya seiman dan sekaligus membantu mereka.
5.    Terwujudlah kehidupan yang aman, tenteram, dan harmonis tanpa adanya saling permusuhan dan kebencian.
6.    Ukhuwah akan memperkokoh kekuatan kaum muslimin sehingga akan terwujudlah kejayaan Islam dan kaum muslimin.
Dari fungsi ketiga akhlaq terpuji diatas, ada pula fungsi secara umum perilaku akhlaq terpuji, diantaranya:
-          Menciptakan ketentraman, keharmonisan, dan ketenangan di masyarakat.
-          Menciptakan kehidupan yang saling menghormati antarsesama.
-          Menciptakan rasa tasamuh (toleransi) antarwarga dan masyarakat, terwujudnya kehidupan yang adil dan makmur.
-          Orang yang berperilaku terpuji akan memiliki modal cukup besar untuk mendapatkan tiket ke surge Allah SWT.[15]








D.    Analisa
Diantara ketiga akhlak terpuji diatas yakni iffah musawwah dan ukhuwah menurut pemakalah, hanya iffah merupakan akhlak yang paling tinggi yang dicintai oleh Allah SWT. Karena sifat iffah inilah akan lahir sifat-sifat  mulia seperti sabar, qonaah, jujur, santun, ukhwah, musawwah dan akhlak terpuji lainya.
Ketika sifat iffah ini sudah hilang dari diri seseorang maka akan membawa pengaruh negatif dalam didri seseorang tersebut, dikhawatirkan akal sehatnya tertutup oleh nafsu sahwatnya, ia sudah tidk mampu lagi membedakan mana yang benar, mana baik dan buruk yang halal dan yang haram. Oleh sebab itulah iffah pada diri manusia merupakan sifat potensial yang harus didik, ditanamkan serta dilatih scara sunguh-sunguh pada diri manusia, sehingga bisa menjadi benteng dalam menjaga kemuliaan eksistensi pada dirinya.

E.     Kesimpulan
1.    a. Iffah adalah akhlak yang mulia, perbuatan yang baik, apabila seseorang menghiasi dirinya dengan iffah maka Allah akan mencintainya dan ia akan dicintai oleh semua manusia. Keutamaan iffah, menjaga manusia dari perbuatan dosa yang dilakukan tangannya, lisannya atau dengan segala sesuatu yang tidak halal baginya, dan mungkin bisa mencegahnya dari perilaku maksiat.
b. Musawwah secara bahasa artinya persamaan. Menurut Istilah, persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Allah.
c. Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai persaudaraan, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan
2.    a.   Dalil tentang Iffah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 273.
b.   Dalil tentang Musawwah dalam QS. 49/Al-Hujurat 13
c. Dalil ukhuwah Kata ini ditemukan sebanyak 22 kali sebagia disertakan dengan kata ad-din (agama) seperti dalam surat At-Taubah ayat 11 dan pada QS.49/Al-Hujurat: 10.
3.    Iffah mempunyai dua fungsi, musawah juga mempunyai dua fungsi, serta ukhuwah ada enam fungsi. Disamping itu fungsi secara umum adalah sebagai berikut:
-       Menciptakan ketentraman, keharmonisan, dan ketenangan di masyarakat.
-       Menciptakan kehidupan yang saling menghormati antarsesama.
-       Menciptakan rasa tasamuh (toleransi) antarwarga dan masyarakat, terwujudnya kehidupan yang adil dan makmur.
-       Orang yang berperilaku terpuji akan memiliki modal cukup besar untuk mendapatkan tiket ke surge Allah SWT.

F.     Penutup
Demikian makalah yang dapat kami buat, tidak ada yang sempurna didunia ini kecuali sang Maha Sempurna, begitu juga dengan makalah ini. Oleh karena itu, kritik konstruktif senantiasa kami tunggu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.












G.    Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Salimi, Noor. 2004. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Asy’arie, Musa. 2006. Islam: keseimbangan rasionalitas, moralitas dan spiritualitas. Yogyakarta:LESFI.
Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia. 1412 H . Al-Qur’an dan Terjemahannya. Madinah:Komplek Percetakan Al-Qur’an Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd.
Hasyim, Umar, Ahmad. 2004. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta:Mitra Pustaka.
Raudhatul Jannah, Makalah Akhlaq, http://roejha.blogspot.com/2012_08_01_archive.html, pada 30-4-2014 jam 1.30 am
Shihab, Quraish, Muhammad. 1996. Wawasan Al-Qur’an:Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung:Mizan.
Shihab, Quraish, M. 2002. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.1. Jakarta:Lentera Hati,
Shihab, Quraish, M. 2002. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 13. Jakarta:Lentera Hati.
Usman dan Inayahwati, Ida. 2011. Ayo Mengkaji Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta:Erlangga.


[1] Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 208.
[2] Raudhatul Jannah, Makalah Akhlaq, http://roejha.blogspot.com/2012_08_01_archive.html, pada 30-4-2014 jam 1.30 am
[3] Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an:Tafsir Maudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung:Mizan, 1996), Hlm. 486.
[4] Musa Asy’arie, Islam: keseimbangan rasionalitas, moralitas dan spiritualitas, (Yogyakarta:LESFI, 2005), hlm. 67-68.
[5] Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Madinah:Komplek Percetakan Al-Qur’an Khadim al Haramain asy Syarifain Raja Fahd, 1412 H), hlm 68.
[6] M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Vol.1, (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm. 586.
[7] Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia, Ibid, hlm. 847.
[8] M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 13, (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm261.
[9] Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia, Ibid, hlm. 279.
[10] Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia, Ibid, hlm. 53.
[11] Muhammad Quraish Shihab, Ibid, hlm 489-490.
[12] Departemen Haji dan Wakaf Saudi Arabia, Ibid, hlm. 846.
[13] M Quraish Shihab, Ibid, hlm. 248.
[14]Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah, (Yogyakarta:Mitra Pustaka, 2004),  hlm. 336.
[15] Usman dan Ida Inayahwati, Ayo Mengkaji Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas X, (Jakarta:Erlangga, 2011), hlm. 106.

Popular Posts